Jeruk haram? Yang bener Pa? Jeruk kan buah-buahan? Apa karena berasal dari Cina terus Papa kuatir kecampur daging babi? Kan buah-buahan dari Cina bukan hanya jeruk lokam ini saja kan Pa? Papa ini aneh deh...
Itu adalah pertanyaan Dinda, putri kecilku. Pertanyaan yang bertubi-tubi mendengar laranganku agar dia tidak ikut-ikutan mencicipi buah jeruk kecil-kecil itu. Kami sedang berada di sebuah supermarket dan menyaksikan beberapa orang memilih-milih jeruk lokam. Satu dua orang terlihat membuka dan mencicipi jeruk sebelum dibayar ke kasir. “Iya bener, yang warnanya oranye lebih manis nih..” seorang Ibu berkomentar kepada seorang perempuan muda yang juga terlihat sedang mencicipi jeruk lokam itu.
“Ade, buah jeruknya tidak haram. Kan minggu kemarin mama juga beli. Maksud papa yang haram itu kalau kita mencicipi jeruk itu. Ade coba lihat, yang dicicipi itu kan belum dibayar. Mereka ambil dari tempatnya terus dimakan tanpa ijin. Berarti mereka makan sesuatu yang bukan haknya nak..Walaupun cuma satu buah, kecil lagi, yang haram tetap haram De... Nanti akan tetap diminta pertanggungjawaban di akherat...” jawabku.
Aku melanjutkan “Ade harus tahu, makanan itu haram bukan hanya karena ada babinya. Atau mengandung unsur babi. Kita makan yang bukan hak kita, itu juga haram. Makan daging ayam yang ketika disembelih tidak dengan cara yang benar juga haram. Gitu hlo de..Termasuk jeruk, kalo Ade ngambil jeruk punya orang tanpa ijin, itu berarti Ade makan jeruk yang haram. Itu maksud Papa tadi bilang Ade tidak boleh makan jeruk itu sebelum kita beli. Nanti setelah ditimbang, mama sudah bayar, Ade boleh makan semua deh...”
Aku tidak tahu si Ade Dinda ngerti apa tidak, karena ternyata dia lebih asyik milih berbagai macam snack untuk bekal sekolahnya. Ah, setelah ngomong panjang lebar begini, ternyata tidak didengar...
Itu adalah pertanyaan Dinda, putri kecilku. Pertanyaan yang bertubi-tubi mendengar laranganku agar dia tidak ikut-ikutan mencicipi buah jeruk kecil-kecil itu. Kami sedang berada di sebuah supermarket dan menyaksikan beberapa orang memilih-milih jeruk lokam. Satu dua orang terlihat membuka dan mencicipi jeruk sebelum dibayar ke kasir. “Iya bener, yang warnanya oranye lebih manis nih..” seorang Ibu berkomentar kepada seorang perempuan muda yang juga terlihat sedang mencicipi jeruk lokam itu.
“Ade, buah jeruknya tidak haram. Kan minggu kemarin mama juga beli. Maksud papa yang haram itu kalau kita mencicipi jeruk itu. Ade coba lihat, yang dicicipi itu kan belum dibayar. Mereka ambil dari tempatnya terus dimakan tanpa ijin. Berarti mereka makan sesuatu yang bukan haknya nak..Walaupun cuma satu buah, kecil lagi, yang haram tetap haram De... Nanti akan tetap diminta pertanggungjawaban di akherat...” jawabku.
Aku melanjutkan “Ade harus tahu, makanan itu haram bukan hanya karena ada babinya. Atau mengandung unsur babi. Kita makan yang bukan hak kita, itu juga haram. Makan daging ayam yang ketika disembelih tidak dengan cara yang benar juga haram. Gitu hlo de..Termasuk jeruk, kalo Ade ngambil jeruk punya orang tanpa ijin, itu berarti Ade makan jeruk yang haram. Itu maksud Papa tadi bilang Ade tidak boleh makan jeruk itu sebelum kita beli. Nanti setelah ditimbang, mama sudah bayar, Ade boleh makan semua deh...”
Aku tidak tahu si Ade Dinda ngerti apa tidak, karena ternyata dia lebih asyik milih berbagai macam snack untuk bekal sekolahnya. Ah, setelah ngomong panjang lebar begini, ternyata tidak didengar...
Jangan khawatir Pak, Jelaskan apapun pada anak2..kalau pun mereka diam, bukan berarti tidak mendengar, tapi mungkin mereka mengerti, mungkin mereka mencerna dan mungkin mereka tidak mengerti tapi ada catatan dalam hatinya bahwa mereka tidak mengerti...(ummi Fatih)
BalasHapusSetuju sekali Ibu..
BalasHapusYa memang begitulah anak-anak...
Tugas kitalah untuk mengajarkan kepada mereka terutama dengan memberikan contoh dan teladan yang baik..
Terima kasih Bu Helda...
memang di supermarket itu tidak dibolehkan mencicipi pak? kalau di beberapa tempat, memang dibolehkan/dipersilakan mencicipi karena konsumen berhak tau kualitas barang yang akan dibelinya. afwan. salam kenal :)
BalasHapuskalo kita beli langsung sama penjual, kita bisa bilang "boleh nyobain ya bu.." tapi kalau di supermarket, kita minta ijin sama petugasnya dia juga kan tidak punya hak kasih ijin Ibu..Beda halnya kalo manajemen supermarket pasang tulisan: boleh dicicipi dulu...salam kenal juga dan terima kasih.
BalasHapussubhanallah, abu estu..
BalasHapusvery inspirating !!!
mumtaz..
semoga bisa menjadi pelajaran untuk ana khususnya :)