(Berdasar kisah nyata dengan nama tokoh dan tempat kejadian disamarkan. Di suatu daerah bernama Temanggung)
Pagi-pagi buta seisi kampung gempar. “Suradal mati.” “Suradar modar”. “Suradal dut”. “Suradal moik” “Suradal mampus...” Berita matinya Suradal begitu cepat menyebar bahkan lebih cepat dari hembusan angin. Dari cara mereka menyampaikan berita ini, sangat terbaca ada kesan senang pada wajah-wajah mereka.
Suradal. Ya, nama ini sudah lama sekali menjadi pembicaraan orang sekampung. Bahkan hampir sekecamatan. Siapakah Suradal?
Suradal adalah preman. Walaupun tidak ada yang berani menyebutnya demikian, tetapi sesungguhnya Suradal adalah benar-benar preman. Dia mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak sah. Di luar itu tidak ada yang tahu berapa dia mempunyai selingkuhan dan anak-anak haram. Bahasa sekarang, anak biologis. Semua bagaikan telah diatur rapi oleh Suradal, walaupun sebenarnya banyak orang yang sudah tahu. Bahkan boleh dibilang semua orang sudah tahu.
Sepertinya kejadian kematian Suradal pagi itu membuat orang bisa bebas lepas membuka semua aib Suradal. Termasuk cerita Suradal di kampung itu. Bahwa Suradal punya seorang anak buah, Tukijo. Tukijo seolah-olah menikah resmi dengan seorang gadis kampung, Onarwati namanya. Onar, begitu dia dipanggil, tinggal serumah dengan orangtuanya dan suami pura-puranya ini. Dan pada malam-malam tertentu Suradal akan menyambangi istri anak buahnya ini untuk berbagi jatah. Dan ternyata begitu juga cerita serupa di beberapa kampung lain.
Jangan tanya soal uang. Suradal punya banyak uang. Dengan sekian banyak anak buahnya, dia menguasai pasar kecamatan, para tukang ojek, sopir angkutan kota, dan pedagang pasar kecamatan. Semua sudah diatur rapi. Bahkan Suradal punya banyak koneksi dengan pejabat pemerintahan maupun keamanan. Jadi jangan berpikir untuk lapor polisi atau satpol pp, karena bisa jadi justru si pelapor akan mendapat masalah baru.
Kematian Suradal adalah berkah buat banyak orang. Kematian Suradal telah mengingatkan orang-orang bahwa selama ini mereka telah menutupi aib di depan hidung mereka sendiri. Aib mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar