
Hari Kamis, 7 Oktober 2010, genap umurku 40 tahun.
Sore, menjelang waktu maghrib, selepas ngaji di masjid Jabal al Rahmah, kawasan Alam Asri, Vila Dago, Pamulang, Tangerang Selatan, sesuatu terjadi pada anak gadisku, Dinda.
Dalam perjalanan pulang dari masjid, Dinda melihat Afi di kejauhan. Afi adalah adik kelas kakanya, Estu, sewaktu sekolah di SD al Zahra dulu (saat ini Afi kelas 2 SMP). Rupanya Dinda datang mendatangi Afi. Di taman dekat rumah Afi, mereka sempat berfoto-foto ria dengan HP.
Setelah mereka berpisah, ada seorang perempuan pengendara motor bilang mau menitipkan undangan untuk Bu Tatik. Diajaknya Dinda untuk mengambil undangan di rumahnya, begitu katanya. Entah bagaimana, Dinda mau saja. Mungkin karena bahasanya mau minta tolong. Ada kata-kata menyihir mungkin. Semacam magic word. Akhirnya diajaklah Dinda ke "rumahnya". Rupanya, saat Afi dan Dinda bercengkerama itu, tanpa mereka sadari ada sepasang mata dibalik helm gelap yang sedang menanti kelengahan.
Sambil jalan keluarlah berbagai bujuk rayu. Antara lain, minta agar kalung dilepas dan bersama hp, dimasukkan ke dalam tas punggung batiknya Dinda. Katanya, adiknya mau juga membeli hp seperti yang Dinda punya.
Sampai di suatu tempat di kawasan Pamulang 2, Dinda diminta turun dengan alasan mau mengambil undangan dan menjemput adiknya. Tas punggung batik Dinda berisi buku iqro', kalung dan hp dibawanya. Mau dikasih lihat adiknya, katanya. Dinda tidak berdaya.
Begitulah, akhirnya Dinda ditinggal kabur sendirian di pinggir jalan. jauh dari rumah. Bahasa apa yang pas untuk tindakan seperti ini selain menculik?
Anak perempuan kecil umur 8 tahun (sebenarnya badanya sih tidak kecil), hanya bisa menangis.
Untungnya ada orang baik hati mengantarkannya ke rumah. Alhamdulillah, Dinda selamat tidak ada cacat dan luka. Hanya ada sedikit trauma yang tersisa.
Saya ingin berbagi kisah ini agar kita menjadi lebih hati-hati dan waspada dalam menjaga anak-anak kita.
Kisah yang tidak pernah akan bisa terlupakan. Kado ulang tahun Dinda untuk bapaknya, ternyata sebuah kisah yang nyaris membuat kedua orangtuanya bersedih berkepanjangan.
Alhamdulillah, terima kasih ya Allah telah Engkau kembalikan anakku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar