Ini benar-benar terjadi dan kami hadapi sendiri.
Anak kami, Estu Kresnha, menderita gatal2 pada betisnya. Awalnya hanya searea kecil (pada bagian atas, ditunjuk dengan jari oleh dokter, dgn panjang sekitar 3 cm).
Pada kunjungan pertama ke asrama NFBS, minggu ketiga bulan Januari 2009, anak kami sudah mengeluhkan gatal2 ini. Tetapi kami pikir bisa diatasi di klinik, kami sarankan dia untuk minta ijin Ustadz agar berobat ke klinik saja.
Ternyata keluhannya makin serius. Makin gatal, panas, dan meluas. Minggu berikutnya kami ijin untuk membawanya ke dokter kulit. Dokter bilang ada larva di bawah kulit. Oleh dokter kulit disemprot dengan cairan klor etil (namanya mirip2 begitu deh). Rasanya ekstrim dingin. Tiga hari berselang tidak kunjung membaik. Kami bawa ke sana lagi, dan disemprot lagi dgn klor etil dgn jumlah lebih banyak. Jadinya kulit Estu terlihat gosong (tiga gambar terakhir).
Istri saya berinisiatif ke dokter senior perusahaan, dan dirujuk ke dokter parasitologi. Adanya di RS Sumber Waras dan RSCM. Istri saya memilih RSCM dan Jum’at minggu lalu mereka ketemu dgn dr. Agnes. Dokter ini bilang bukan larva tetapi cacing. Ada beberapa kasus serupa yg pernah dia tangani. Cukup diobati, tidak perlu dibedah (disayat). Juga diperiksa facesnya untuk memastikan binatang apa gerangan.
Pagi ini kami lihat masih terlihat bilur-bilur merah yg terlihat masih aktif, cuma dgn area yg sudah mengecil. Dengan kesabaran dan ketelatenan, ternyata yang semula kami kuatirkan sulit sembuh, Alhamdulillah, akhirnya sembuh juga.
Anak kami, Estu Kresnha, menderita gatal2 pada betisnya. Awalnya hanya searea kecil (pada bagian atas, ditunjuk dengan jari oleh dokter, dgn panjang sekitar 3 cm).
Pada kunjungan pertama ke asrama NFBS, minggu ketiga bulan Januari 2009, anak kami sudah mengeluhkan gatal2 ini. Tetapi kami pikir bisa diatasi di klinik, kami sarankan dia untuk minta ijin Ustadz agar berobat ke klinik saja.
Ternyata keluhannya makin serius. Makin gatal, panas, dan meluas. Minggu berikutnya kami ijin untuk membawanya ke dokter kulit. Dokter bilang ada larva di bawah kulit. Oleh dokter kulit disemprot dengan cairan klor etil (namanya mirip2 begitu deh). Rasanya ekstrim dingin. Tiga hari berselang tidak kunjung membaik. Kami bawa ke sana lagi, dan disemprot lagi dgn klor etil dgn jumlah lebih banyak. Jadinya kulit Estu terlihat gosong (tiga gambar terakhir).
Istri saya berinisiatif ke dokter senior perusahaan, dan dirujuk ke dokter parasitologi. Adanya di RS Sumber Waras dan RSCM. Istri saya memilih RSCM dan Jum’at minggu lalu mereka ketemu dgn dr. Agnes. Dokter ini bilang bukan larva tetapi cacing. Ada beberapa kasus serupa yg pernah dia tangani. Cukup diobati, tidak perlu dibedah (disayat). Juga diperiksa facesnya untuk memastikan binatang apa gerangan.
Pagi ini kami lihat masih terlihat bilur-bilur merah yg terlihat masih aktif, cuma dgn area yg sudah mengecil. Dengan kesabaran dan ketelatenan, ternyata yang semula kami kuatirkan sulit sembuh, Alhamdulillah, akhirnya sembuh juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar