Pagi ini aku terbangun karena alarm dari hp mamanya estu. Bersamaan dengan terdengarnya suara Pak Nur Rohim mengumandangkan adzan subuh dari masjid Jabal al Rahmah. Bergegas kami bangun. Mamanya Estu ambil air wudlu duluan. Setelah dia kenakan atasan mukena dan aku pake sarung, baju koko, dan peci segera kami melangkah keluar.
Udara segar dingin menerpa muka sejuk terasa. Subhanallah. Di atas sana bintang gemintang bertebaran. Sambil jalan aku terus menatap ke atas. Terlintas dibenakku rasi-rasi bintang yang pernah diajarkan guruku dahulu. Ah, tidak satupun yang aku ingat bentuknya. Tapi semua sungguh terlihat indah.
Aku berjalan bergegas. Lebih cepat. Mamanya Estu tertinggal di belakang. Terlambat nih. Sampai di masjid, Pak Nur sudah menyalakan mik pertanda akan iqomat. Ya sudah, sholat sunah tahiyatul masjid dan kobiyah subuh terlewat. Padahal sholat fajar itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Masya Allah.
Selesai sholat mamanya Estu sudah berjalan beriring dengan Mak Wo dan Bu Profesor. Aku salip mereka. Hanya Mak Wo dan mamanya, karena Bu Profesor sudah sampai rumahnya. Di depan pos satpam aku ajak mamanya jalan-jalan. Sepulang dari rumah sakit setelah 8 hari di rawat, dokter menyarankan agar mamanya berolah raga. Pilihannya adalah jalan kaki dan berenang. OK, mamanya setuju untuk jalan kaki sampai sekolah Estu. Eh maksudku sekolah Dinda, Al Zahra. Rupanya Mak Wo, si mamanya David dan Fani ini, pengen ikut juga.
Kami bertiga jalan. Aku di depan, jalan agak cepat. Satu dua mobil mulai lewat. Juga beberapa motor. Mereka adalah para pekerja yang berburu dengan waktu untuk sampai kantor pagi-pagi. Wah, sepagi ini sudah berangkat kantor? Mamanya Estu terheran-heran.. Itulah pada sub urban.
Jarak tempuh sekitar 800 meter tidak membuatku berkeringat. Si mamanya mau nyambung sampai ujung jalan buntu. Aku masuk duluan, setelah mamanya nitip sajadah dan bawahan mukena.
Ku nyalakan tv. Seperti biasa, berita reportase pagi di transtv. Aku nyalakan komputer. Baru saja duduk mamanya estu sudah masuk rumah. Ah cepat amat. Kita ngobrol sebentar tentang kenapa aku semalem pulang cukup malam.
Aku buka e-mail. Buka facebook. Buka blog. Ah tidak ada mood. Hanya sempat menulis sedikit. Mamanya sudah selesai mandi.
Ya sudah, matikan komputer, terus mandi. Subhanallah, ini memang pagi yang indah.
Udara segar dingin menerpa muka sejuk terasa. Subhanallah. Di atas sana bintang gemintang bertebaran. Sambil jalan aku terus menatap ke atas. Terlintas dibenakku rasi-rasi bintang yang pernah diajarkan guruku dahulu. Ah, tidak satupun yang aku ingat bentuknya. Tapi semua sungguh terlihat indah.
Aku berjalan bergegas. Lebih cepat. Mamanya Estu tertinggal di belakang. Terlambat nih. Sampai di masjid, Pak Nur sudah menyalakan mik pertanda akan iqomat. Ya sudah, sholat sunah tahiyatul masjid dan kobiyah subuh terlewat. Padahal sholat fajar itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Masya Allah.
Selesai sholat mamanya Estu sudah berjalan beriring dengan Mak Wo dan Bu Profesor. Aku salip mereka. Hanya Mak Wo dan mamanya, karena Bu Profesor sudah sampai rumahnya. Di depan pos satpam aku ajak mamanya jalan-jalan. Sepulang dari rumah sakit setelah 8 hari di rawat, dokter menyarankan agar mamanya berolah raga. Pilihannya adalah jalan kaki dan berenang. OK, mamanya setuju untuk jalan kaki sampai sekolah Estu. Eh maksudku sekolah Dinda, Al Zahra. Rupanya Mak Wo, si mamanya David dan Fani ini, pengen ikut juga.
Kami bertiga jalan. Aku di depan, jalan agak cepat. Satu dua mobil mulai lewat. Juga beberapa motor. Mereka adalah para pekerja yang berburu dengan waktu untuk sampai kantor pagi-pagi. Wah, sepagi ini sudah berangkat kantor? Mamanya Estu terheran-heran.. Itulah pada sub urban.
Jarak tempuh sekitar 800 meter tidak membuatku berkeringat. Si mamanya mau nyambung sampai ujung jalan buntu. Aku masuk duluan, setelah mamanya nitip sajadah dan bawahan mukena.
Ku nyalakan tv. Seperti biasa, berita reportase pagi di transtv. Aku nyalakan komputer. Baru saja duduk mamanya estu sudah masuk rumah. Ah cepat amat. Kita ngobrol sebentar tentang kenapa aku semalem pulang cukup malam.
Aku buka e-mail. Buka facebook. Buka blog. Ah tidak ada mood. Hanya sempat menulis sedikit. Mamanya sudah selesai mandi.
Ya sudah, matikan komputer, terus mandi. Subhanallah, ini memang pagi yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar