
Lelaki itu meringis. Jelas menahan sakit. Jalannya terseok-seok. Pincang. Sesekali harus berpegangan pada dinding atau partisi. Bahkan untuk menahan berat badannya yang kurus itu pun tetap terasa terlalu berat. Bahkan dandanan rapi berdasi tidak cukup menunjukkan jejak-jejak kegagahan. Sama sekali tidak. Benar-benar payah. Atau lebih tepatnya, kepayahan. Akhirnya, sesampainya di tempat duduknya, dihempaskan tubuhnya disertai tarikan nafas panjang...alhamdulillah, akhirnya sampai juga...Sedikit penderitaan berkurang.
Lelaki yang bahkan belum 40 tahun itu selalu tertatih-tatih. Setiap hari terseok-seok. Pincang. Kala waktu bahkan mesti menyeret sebelah kakinya. Itu semua gara-gara penyakit rematik akut yang dideritanya. Penderitaan yang bahkan dokternya pun tidak bisa mengatakan kapan bakal bisa sembuh. Penderitaan seumur hidup. Menghabiskan sisa-sisa waktu, yang mungkin masih akan sangat panjang, dengan penderitaan tiada henti. Tapi itu dulu. Itu kisah setahun yang lalu.
Kawan, mari aku ingatkan cerita penyakit rematik itu. Coba kawan tengok sejenak di sini:
http://jurnaljokosuseno.blogspot.com/search?q=alhamdulillah
Iya, setahun dan beberapa tahun sebelum itu, penyakit rematik telah menggerogoti kesehatanku. Sekarang, tepatnya setahun sejak mengikuti pengobatan SEFT, alhamdulillah tidak pernah lagi aku minum obat-obatan lagi.
Semua terasa berbeda. Bahkan istriku bilang, sisa-sisa pincangnya sekarang ini sudah tidak kelihatan lagi.
Terima kasih ya Ma. Berkat kesabaran dan ketelatenanmulah aku bisa melewati semua itu.
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Subhanallah...
Salam hangat.
Joko Suseno
Vila Dago K-69
Pamulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar