Sebuah Nasehat buat Putraku
Nak, ayahmu membaca pro kontra pendapat Mario Teguh, seorang motivator terkenal, yang berpendapat bahwa seorang perempuan yang mempunyai kebiasaan merokok, suka minum (maksudnya minum minuman keras), suka main ke diskotik, pulang larut malam bahkan mungkin sampai subuh baru pulang, bukan merupakan calon istri yang baik. Bahasanya sudah ayah rubah sedemikian rupa, tapi kira-kira artinya serupa itu.
Nah, ayahmu punya tambahan satu lagi. Seperti yang saat ini sering kita lihat di sekitar kita, begitu banyak perempuan-perempuan muda yang dengan tidak malu-malu lagi keluar rumah, bahkan pergi untuk acara-acara di keramaian, hanya mengenakan celana pendek. Bahkan lebih tepat bisa disebut celana sangat pendek. Coba sekilas kamu perhatikan, setiap kali ada perempuan bercelana sangat pendek, sekitar 20-30 cm di atas lutut, maka lihatlah setiap laki-laki akan mengikuti dengan pandangan mata yang terus melekat. Tukang ojek, tukang gorengan, tukang parkir, tukang palak, kuli bangunan, sopir angkot terus melotot.
Paha mulus (ini kalau kebetulan si perempuan punya paha mulus) akan menjadi tontonan gratis semua orang. Begitu murah nak.
Ayahmu punya perumpamaan tentang perempuan yang berharga nak. Jadi (perempuan itu) seumpama emas permata, karena dia adalah barang-barang bernilai tinggi, maka tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Bahkan untuk sekedar melihatnya saja butuh modal, minimal keberanian untuk mendatangi toko emas permata itu. Artinya nak, hanya orang-orang yang punya banyak uang yang bisa melihat, kemudian kalau tertarik bisa memiliki emas permata.
Begitulah perumpamaan ayahmu tentang seorang perempuan. Dia adalah emas permata yang bernilai sangat tinggi. Tapi sayangnya perempuan bisa menempatkan dirinya sendiri menjadi seumpama emas palsu yang dijual murah dipinggir-pinggir jalan. Semua orang bisa memandang rendah. Semua orang bisa menyentuhnya. Gratis nak. Gratis.
Nah yang terakhir ini, tentunya kamu sepakat, dia tidak pantas menjadi calon istrimu kelak.
Nak, ayahmu membaca pro kontra pendapat Mario Teguh, seorang motivator terkenal, yang berpendapat bahwa seorang perempuan yang mempunyai kebiasaan merokok, suka minum (maksudnya minum minuman keras), suka main ke diskotik, pulang larut malam bahkan mungkin sampai subuh baru pulang, bukan merupakan calon istri yang baik. Bahasanya sudah ayah rubah sedemikian rupa, tapi kira-kira artinya serupa itu.
Nah, ayahmu punya tambahan satu lagi. Seperti yang saat ini sering kita lihat di sekitar kita, begitu banyak perempuan-perempuan muda yang dengan tidak malu-malu lagi keluar rumah, bahkan pergi untuk acara-acara di keramaian, hanya mengenakan celana pendek. Bahkan lebih tepat bisa disebut celana sangat pendek. Coba sekilas kamu perhatikan, setiap kali ada perempuan bercelana sangat pendek, sekitar 20-30 cm di atas lutut, maka lihatlah setiap laki-laki akan mengikuti dengan pandangan mata yang terus melekat. Tukang ojek, tukang gorengan, tukang parkir, tukang palak, kuli bangunan, sopir angkot terus melotot.
Paha mulus (ini kalau kebetulan si perempuan punya paha mulus) akan menjadi tontonan gratis semua orang. Begitu murah nak.
Ayahmu punya perumpamaan tentang perempuan yang berharga nak. Jadi (perempuan itu) seumpama emas permata, karena dia adalah barang-barang bernilai tinggi, maka tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Bahkan untuk sekedar melihatnya saja butuh modal, minimal keberanian untuk mendatangi toko emas permata itu. Artinya nak, hanya orang-orang yang punya banyak uang yang bisa melihat, kemudian kalau tertarik bisa memiliki emas permata.
Begitulah perumpamaan ayahmu tentang seorang perempuan. Dia adalah emas permata yang bernilai sangat tinggi. Tapi sayangnya perempuan bisa menempatkan dirinya sendiri menjadi seumpama emas palsu yang dijual murah dipinggir-pinggir jalan. Semua orang bisa memandang rendah. Semua orang bisa menyentuhnya. Gratis nak. Gratis.
Nah yang terakhir ini, tentunya kamu sepakat, dia tidak pantas menjadi calon istrimu kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar