Estu Kresnha anakku.
Seorang Ibu muda yang tengah dirundung nestapa itu, Prita namanya nak. Iya, Ibu Prita. Karena dirawat di Rumah Sakit Omni Internasional, Tangerang dan karena merasa tidak mendapatkan pelayanan yang semestinya, Prita curhat ke teman-teman lewat surat elektronik (e-mail). Dia cerita tentang buruknya pelayanan rumah sakit ini. Dia cerita tentang ketidakprofesionalan dokter yang merawatnya. Tentang sulitnya mendapatkan informasi yang akurat tentang penyakitnya. Bahkan untuk mendapatkan hasil laboratorium pun tidak dia dapatkan. Begitu cerita yang berkembang nak.
Lalu curahan hati Prita kepada teman-temannya itu mengalir deras, diteruskan dari satu alamat e-mail ke alamat yang lain, dari satu milis ke milis yang lain. Terus bergulir. Terus mengalir. Sampai akhirnya terbaca juga oleh pihak manajemen rumah sakit.
Pihak rumah sakit tidak terima, lalu lapor ke polisi. Lalu perkara pun dimulai. Dan di sini penderitaan Prita berawal. Prita, ibu muda ini, ibu dari 2 orang anak balita, bahkan kabarnya anak yang paling kecil masih menyusu, dijebloskan ke dalam penjara.
Estu Kresnha anakku,
Pasti ada sesuatu yang salah di sini. Coba Engkau cari tahu, apa yang salah nak. Apakah salah bila Prita, yang merasa kesulitan mencari informasi dari sumbernya langsung, berbagi kepada teman-temannya? Apakah salah bila pihak rumah sakit yang merasa difitnah dan dijelek-jelekkan melapor ke polisi? Salahkah juga bila polisi memproses laporan itu? Atau pihak kejaksaan, yang berinisiatif menambahkan pasal baru dan kemudian memenjarakan Prita? Coba nak renungkan.
Nak, Estu Kresnha,
Setiap manusia akan menghadapi cobaan. Termasuk kita nak. Ada yang berat, ada yang ringan. Tinggal bagaimana kita akan menyikapi cobaan itu. Mari kita doakan masalah Ibu Prita lekas selesai.
Tetaplah tawaqal ya nak. Selalu berharap pada pertolongan Allah. Laa haula wala quwata ila billah.
Seorang Ibu muda yang tengah dirundung nestapa itu, Prita namanya nak. Iya, Ibu Prita. Karena dirawat di Rumah Sakit Omni Internasional, Tangerang dan karena merasa tidak mendapatkan pelayanan yang semestinya, Prita curhat ke teman-teman lewat surat elektronik (e-mail). Dia cerita tentang buruknya pelayanan rumah sakit ini. Dia cerita tentang ketidakprofesionalan dokter yang merawatnya. Tentang sulitnya mendapatkan informasi yang akurat tentang penyakitnya. Bahkan untuk mendapatkan hasil laboratorium pun tidak dia dapatkan. Begitu cerita yang berkembang nak.
Lalu curahan hati Prita kepada teman-temannya itu mengalir deras, diteruskan dari satu alamat e-mail ke alamat yang lain, dari satu milis ke milis yang lain. Terus bergulir. Terus mengalir. Sampai akhirnya terbaca juga oleh pihak manajemen rumah sakit.
Pihak rumah sakit tidak terima, lalu lapor ke polisi. Lalu perkara pun dimulai. Dan di sini penderitaan Prita berawal. Prita, ibu muda ini, ibu dari 2 orang anak balita, bahkan kabarnya anak yang paling kecil masih menyusu, dijebloskan ke dalam penjara.
Estu Kresnha anakku,
Pasti ada sesuatu yang salah di sini. Coba Engkau cari tahu, apa yang salah nak. Apakah salah bila Prita, yang merasa kesulitan mencari informasi dari sumbernya langsung, berbagi kepada teman-temannya? Apakah salah bila pihak rumah sakit yang merasa difitnah dan dijelek-jelekkan melapor ke polisi? Salahkah juga bila polisi memproses laporan itu? Atau pihak kejaksaan, yang berinisiatif menambahkan pasal baru dan kemudian memenjarakan Prita? Coba nak renungkan.
Nak, Estu Kresnha,
Setiap manusia akan menghadapi cobaan. Termasuk kita nak. Ada yang berat, ada yang ringan. Tinggal bagaimana kita akan menyikapi cobaan itu. Mari kita doakan masalah Ibu Prita lekas selesai.
Tetaplah tawaqal ya nak. Selalu berharap pada pertolongan Allah. Laa haula wala quwata ila billah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar